Kata seakan tersenyum kala jumpa
Kita dan kata
Saling sapa, lambai kenal
Berangkat dari gua berbeda
Dengan seuntaian doa harap yang mengikat
Menuntun langkah
Bersatu pada lubang yang kosong
Namun penuh mantra
Ruang kosong itu bahagia
Berkat canda tawa serangga...tak kenal arah
Meja kursi mulai menderita
Menanggung berat raga yang tak tertimbang
Meja kursi pun malu
Mengintip serangga itu saling suka
Tertawa memendam pancaran asmara
Adakalanya amarah, dendam
Puisi caci maki menghiasi dinding itu
Kisah kisah itu seakan menutupi ruangan
Sesak, ingin meledak
Tapi tertahan
Akankah kisah, cerita
Senyum kan terulang
Tidak! Mereka hanya mengenang
Bukupun habis menampung semua cerita itu
Dalam kisah, serangga itu benci akan kata pisah
Kenapa? Iya...karna mereka akan berpisah
Knapa kisah itu tidak lama? Knapa harus suntuk di tahun ketiga?
Ini bukan fiktif belaka
Tapi benar...ruangan itu mulai hening
Nyatanya mereka sudah pergi dan
Nanti baru kembali
Tapi kisahnya akan lain
Aku hanya materi diskusi mereka
Oohh...kenangan
Ingin kembali sedia kala
Dengan kisah tanpa akhir
Oleh: Vio Bas Mahasiswa STKIP St.Paulus Ruteng
Oleh: Vio Bas Mahasiswa STKIP St.Paulus Ruteng