![]() |
(Ilustrasi dari google) |
Mu..
Betapa dahzatnya untaian ratap hidup ini
Selendang keangkuhan nafkah membelenggu rasa
Keanggunan seksama yang menopang mesra cengkerama
Juga telah lunglai tersita
Terlebih saraf pengendali langkah kaki
Nadi jemari tangan-tanganpun beku menggapai
Terpasung karena fokus di mata rantai nafkah
Sebagai duta penggerak raga demi mewujudkan rasa
Hingga keangkuhan bergumul mendayu
Mu...
Memadu karip menggelora tanpa tegur sapa
Rindu pun berkelana mengangkasa,
Sirna tanpa jejak
Dimana letak ragamu
Terlalu kuatkah tali sutra pengendali langkahmu
Kemana kau ayunkan bayang dirimu
Hati dan sukma jiwa dirimu
Terlalu pahitkah selendang hidupmu, bersenandung
Mengais roti dan susu
Mengingatkan betapa indahnya hangat mentari pagi
Bagi dirimu dan seluruh keping darahmu
Aku yang menimang rindu cengkeramamu
Mu...
Masa bocah ku dan mu itu
Baru saja mengusik jiwaku
Yang menerpa ragaku dan mu saat itu
Kini aku berada di depan pintu sang hujan
Kini berontak mengutuki rasaku
Menanyakan letak hakekat keberadaanmu, di kalbuku
Dan aku,
Tak berkutik mendekam dalam ratapku
Mu...
Si angin dan juga matahari
Bahkan para bulan berpurnama
Melangkah menuju hampa tentangmu
Aku ketuk pintu itu tiga kali menderu
Senyum ketulusan dari empunya menyambutku
Tapi saat aku tanyakan tentangmu
Kernyit kening menghiba aku dapatkan
Akupun ngeloyor berrunduk wajah
Mu...
Jka kau temukan seutas surat ini
Akan berhambur jatuh tak bersisa
Yang terterpa oleh si angin
Atau lusuh terombang ambing sang hujan
Bahkan mungkin berseri oleh sinar mentari dan bulan
Maka bacalah dengan relung hatimu
Dan kirimkan secuwil senyumu
Maka gemuruh ratapku
Dan aku memperoleh surgaku
Aku,
Yang merindu
(Kediri)
Dan ini,
Seutas surat untuk-Mu
KARYA : YO.HERIE SUYIDNA