![]() |
Gambar dari google |
OLEH I MADE KRIDALAKSANA
Berdiri kau di tepi sawahmu yang makin terhimpit
Tatapmu menerawang jauh ke masa kanak
Kau terkenang sepasang sapi kakekmu
Kaunikmati berdiri di atas "tenggala"yang
menarik mata bajak membolak-balik basah tanah warisan leluhur
Kini hanya nostalgia saat kau
memainkan seruling bambu
dendangkan lagu-lagumu yang dulu selalu kau akrabi...
Denpasar, 2018
BIODATA PENULIS
Lahir di Bongkasa, Badung, Bali, tahun 1972. Pendidikan terakhir S2 Linguistik di Universitas Udayana Denpasar (2007). Kini, guru di SMA Negeri 2 Mengwi, Badung, Bali.
Puisi: “Andai Kau Hidup Kini” lolos kurasi untuk antologi puisi “Mengunyah Geram, Seratus Puisi Menolak Korupsi” (2017), “Ijen, Langkahku tertahan di Kakimu” lolos kurasi untuk antologi puisi “Senyuman Lembah Ijen, Antologi Penyair Nusantara” (2018), “Kisah dari Atas Piyauku”, lolos kurasi antologi puisi “Kunanti di Kampar Kiri, Antologi Puisi Penyair ASEAN” (2018), dan, “Air Mata Kuda Cidomo” lolos kurasi untuk antologi bersama Puisi untuk Lombok (2018).
Puisi saya “Negeri Kami Tidak Butuh Terormu” dimuat di Pos Bali (2018). Antologi bersama lainnya, Megatruh (2018), Hujan (2018), dan, Teroris (2018). Artikel-artikel saya pernah dimuat di Bali Post, Den Post (Bali Post Group), dan, Bali Express (Jawa Pos Group).
Berdiri kau di tepi sawahmu yang makin terhimpit
Tatapmu menerawang jauh ke masa kanak
Kau terkenang sepasang sapi kakekmu
Kaunikmati berdiri di atas "tenggala"yang
menarik mata bajak membolak-balik basah tanah warisan leluhur
Kini hanya nostalgia saat kau
memainkan seruling bambu
dendangkan lagu-lagumu yang dulu selalu kau akrabi...
Denpasar, 2018
BIODATA PENULIS
Lahir di Bongkasa, Badung, Bali, tahun 1972. Pendidikan terakhir S2 Linguistik di Universitas Udayana Denpasar (2007). Kini, guru di SMA Negeri 2 Mengwi, Badung, Bali.
Puisi: “Andai Kau Hidup Kini” lolos kurasi untuk antologi puisi “Mengunyah Geram, Seratus Puisi Menolak Korupsi” (2017), “Ijen, Langkahku tertahan di Kakimu” lolos kurasi untuk antologi puisi “Senyuman Lembah Ijen, Antologi Penyair Nusantara” (2018), “Kisah dari Atas Piyauku”, lolos kurasi antologi puisi “Kunanti di Kampar Kiri, Antologi Puisi Penyair ASEAN” (2018), dan, “Air Mata Kuda Cidomo” lolos kurasi untuk antologi bersama Puisi untuk Lombok (2018).
Puisi saya “Negeri Kami Tidak Butuh Terormu” dimuat di Pos Bali (2018). Antologi bersama lainnya, Megatruh (2018), Hujan (2018), dan, Teroris (2018). Artikel-artikel saya pernah dimuat di Bali Post, Den Post (Bali Post Group), dan, Bali Express (Jawa Pos Group).