![]() |
Ilustrasi: pendoasion |
Diantara Sunyi
Lepaslah kelam di waktu itu
Semenjak ku dayung rindu ini untukmu
Ada kepastian diselimuti oleh waktu
Mungkin terlalu besar ku bawah
Jika sebuah sepi membawa pergi
Kemanahkah aku melangkah mencari pasti
Jiwa terus diantar dalam diri
Sunyi bertatah megah dalam sepi
Baik Sanjunglah muram mukamu
Menghadap siapakah aku bertanya
Jenaka jiwa masih menyebut namamu
Sementara aku belum siap melunasnya
Di sebuah seoih yang mungil
Aku layak bermegahkah diri
Tapi siapakah sunyi yang kau diri?
Lepaskan sunyi biarkan kegembiraanku bernyanyi
Tuhan Aku Sedang Rindu
Tuhan rindu terbit di hati
Rasanya aku akan beranjak pergi
Pergi menemui pemilik rindu ini
Kau tahu berapa sulit tanpanya
Aku bingung untuk menari
Untuk melepaskan hasrat ini
Lantas haus cinta mengabarnya
Cinta yang bukan untuk membenci
Tuhan aku sedang rindu
Pada dia aku meletaknya
Apakah layak dia tempatnya?
Ku harap Engkau mengabar rinduku
Besok aku mungkin lupa Tuhan
Membayar segalah utang janjiku
Tapi bukan untuk diri-Mu Tuhan
Rindunya membalas janjiku
Tuanya Marah
Baiklah engkau memuja tuan marahmu
Sebaiknya kau sarungkan lagi amarahmu
Jangan terlena kau terjang janjimu
Esok mungkin tak jadi milikmu
Amarahmu tak kunjung redah
Lepaslah jika tak menjadi masalah
Langkah kata serta rintikan kebahagiaan
menunggang hati untuk lepaskan
Tuanya marahmu tak menjadi raja
Bilamana engkau terus membujuk hati
Amarahmu tak lagi menjadi tuan dalam diri
Jika engkau biarkan aku menjamunya
Jika tuan marahmu menahan hampa
Foniskanlah dia pada gerimis senja bukan untuk sekarang juga
Tunggu hatimu di rombak kebahagiaan
Narang, 14 April 2020.
Oleh: Yuan Hadi Setiawan, Siswa SMAN 1 Satarmese-Narang.
Sekarang tinggal di Narang.