![]() |
Ilustrasi: google |
Oleh: Jondry Siki
Demi Fajar
Demi fajar yang mewarnai langit pagi
Dalam alunan melodi alam nan syahdu
Kusujud syukur hari baru
Kumulai lagi kisahku
Demi fajar yang mengetok hati
Dalam balada kasih nan mesra
Kesejukan dan ketentraman miliknya
Kubuai dia dalam dekapan cinta
Demi fajar yang cemerlang Kuterjaga dengan senyum
Kusambut mentari jiwa Yang senantiasa terbit
Demi fajar yang setia Mendahuli mentari sebelum siang
Tiada kelabu menutup mata Belahan jiwa enggan beranjak
Demi fajar yang cemerlang
Kuterpesona tiada tara
Menantimu semalam suntuk
Tuk bawa doaku sebelum senja
Gundah Nusaku
Tanganku keras
Mengais segenggam beras
Di atas nusa wadas
Sukmaku terbakar meranggas
Menanam kerja
merindu kuli tinta
Di atas meja
Demi nusa tercinta
Tiada nada dan kata
Teruntai indah
Selain kita
Dirundung gundah
Piluh kisah
Teruntai dalam rasa
Menguak usah
Demi nusa
Kelabu senja
Balada sendu
Tiada sahaja
Dalam simfoni merdu
Anak-anak dusun
Tiada pendidikan
Kerinduan tersusun
Tak terperikan
Sendu nusaku
Berdandan bodoh
Sedih laraku
Dijarah masa bodoh
Rindu Nusa wadas
Dalam alunan melodi nan syahdu
Merajut kasih yang kandas
Oleh balada sendu
Diam membisu
Kusaksikan keremangan
Anak-anak lesu
Karena kurang pangan
Nusaku tiada tanda
Di tengah kebodohan
Ah hanyalah balada
Semuanya di tangan Tuhan
Syair indah nusaku
bertulis tinta emas
Mari kamu dan aku
menuju generasi cerdas
Terima Kasih, Kasih
Kasih,..
Terima kasih
Aku mengasihimu
Sebab separuh aku adalah kamu
Kasih..
Terima kasih
Gejolak hasrat memburu
Menggejar hingga segala penjuru
Kasih...
Terima kasih
Kau denyut nadiku
Dan degub jantungku
Kasih...
Terima Kasih
Rinduku dalam sepi
Cintaku tiada bertepi
Kasih...
Terima kasih
Malu aku malu
Pada gagal masa lalu
Kasih...
Terima kasih
Kau bak fajar
Setia tanpa belajar
Kasih...
Terima kasih
Kukan selalu bernostalgia
Mengingat hari-hari bahagia
Kasih....
Terima kasih
Semilir bayu senja
Membuatku tetap bersahaja
Kasih...
Terima kasih
Kau membuatku rindu
Sekalipun laraku sendu
Kasih...
Terima kasih
Janganlah pergi
Biar kumemelukmu hingga pagi
Kasih...
Terima kasih
Hatiku satu, tak terbagi
Kumau bersamamu seribu tahun lagi
Dewasa
Kasih, kau telah dewasa
Dan tak lagi labil
Jaga hati jaga rasa
Agar tidak diambil
Raut wajahmu
mempesona
memikat hatiku
hingga terpana
Di arena mata
Kau tak berkata-kata
Di arena hati
Kau berhati-hati
Ada tepi
Di sukma sepi
Ada tawa
Di sudut rawa
Untukmu ada renjana
Yang kuat tak terkatakan
Untukku ada rencana
Yang harus sampaikan
Mari menenun kasih
Dan merajut kisah
Jangan menunggu hingga basih
Supaya kelak kau susah
Kau sungguh elusif
Yang tak dapat tergambarkan
Namun cintaku bagimu sungguh masif
Dan tak terperikan
Berpijarlah dalam nurani
Benderanglah dalam jiwa
Berbungalah dalam taman Serani
Bermekarlah dalam riang tawa
Beranganlah dalam mimpi
Berbakti hingga mati
Beriman tanpa tepi
Bersyukur tanpa henti
Senyumlah dalam risau
Tertawalah dalam duka
Tenanglah dalam galau
Sebab di sana ada suka
Sebelum senja
Ada fajar
Dalam Gereja
Kamu belajar
Elsyaddai
O........Elsyaddai
Agung nan Akbar
Ajab tersembunyi bagi yang pandai
Tersingkap bagi yang sabar
O........Elsyaddai
Yang Agung apa kabar?
Segalanya memadai
Sukma iman tetap berkobar
O........Elsyaddai
Kuat nan perkasa
Selamat di tengah badai
Dan terus berbela rasa
O........Elsyaddai
Kekal nan abadi
Tiada yang lebih memadai
Selain mengabdi
O........Elsyaddai
Semesta bertempik bersorak
Jiwamu jangan digadai
Sebab dalam Dia segalanya bergerak
Penulis: Sedang menyelesaikan Studi Filsafatnya di Fakultas Filsafat, UNWIRA Kupang. Suka membaca buku, Filsafat, Sejarah, Teologi dan Sastra