ANGIN SAKAL
Angin sakal menderu-deru...
meniup cakrawala sukma,
mengobrak-abrik dermaga hingga
bahtera hampir terombang-ambing
Sang Pengemudi menepi....
menyepi pada bangunan tua,
sejenak mundur dari kebisingan.....
bermenung tentang eksistensi diri
hingga lelap dalam baik-bait puisi
Angin sakal berputar-putar....
dunia terbanting dalam kekalutan,
ada tanya, ada getaran gelisah
ada pula suara dari gendang telinga
"Jangan takut"!!!
Angin sakal menerjang hingga....
namun bangunan tua mengokoh
sang pengemudi bertelut....
bersimpuh di balik jendela
hanya satu yang dipinta....
fajar terbit menyinari jalan ratio
SENJA TAK BERTUAN
Di keramaian, senja kian memerah
sang pengemudi menunggu di balai,
mungkinkah Tuhan lewat agar
rintihan dan harapan menyata....
Di balai tua, gambar suci terpajang
mendengar, pun menatap...
sepasang mata tertutup dari pandangan....
dalam ketidaktahuan, "SORE itu berbicara padanya"
"Terimakasih"
senyum bersinar dalam adanya
DOA SANG PENGEMUDI
Sang pengemudi terombang-ambing pada gemunung ombak,
sepasang bibir berkomat-kamit....
"Ya Tuhanku, terjadilah...."
Di tengah angin bersekutu dengan hempasan arus menderas
tiada yang mampu menolong, hanya
nama "YESUS, YESUS...."
dari kebeningan sukma,
ketulusan hati....
gelora kasih-setia
jalan terbuka bagi yang berharap, dan
percaya.....
SERUPUT KOPI
Biarlah kopi ini diseruput,
biarlah diteguk, dan diteguk, namum
jangan ampasnya
nanti batang tenggorok tersedak, batuk....
Seruputlah kopi ini tapi
jangan ampasnya.....
biarkan sensasi tercipta
manisnya terasa...
hidup pun penuh sukacita
SENYUM SANG PENGEMUDI
Bila badai menghadang, hadapi
Bila gulungan ombak berakrobatik, tenanglah
Bila hempasan angin melanda, percayalah
Sebab semuanya mungkin bagiNya....
Tersenyumlah meski arus menghempas,
tabahlah meski jalan tertutup
sikapi selagi masih bisa
hadapi sampai semuanya terjadi
senyum bukti kebeningan jiwa
SUARA SANG PENYAIR
Senjata ampuh sang penyair, kemurnian jiwa,
keheningan bagaikan pintu masuk tuk
melihat dan membedah realitas
hingga mampu mengeja kata-kata indah sarat makna
dalam bait-bait puisi....
Kebeningan hati sang penyair
bermodalkan kejujuran....
berkarakter unik
mampu merangkai sari-sari realitas
jangan pesimis, jangan bimbang, jangan gelisah
percaya saja, berjuang saja....
berpuisi saja tanpa kau harus disebut
penyair....
itulah penyair,
suara sang Penyair
Oleh: Nasarius Fidin
#Penulis adalah Sang Pejalan Kaki#